Just ignore it.

It never happen.

It cant be happen.

Aaaack!

Sabtu, 20 September 2014

Bukan Buku Tahunan

Gilak, emang bener,  hal kedua yang gak berasa habisnya setelah uang yaitu waktu. Gak berasa banget, kayaknya baru kemaren kuliah bareng, eh sekarang udah sidang skripsi aja, bulan depan nya udah yudisium, bulan depannya lagi udah wisuda, bulan depannya udah lulus jadi mahasiswa. Bulan depannya lagi udah fix jadi pengangguran tetap. *galo*

Emang gak ada pertemuan yang gak berakhir tanpa perpisahan, seindah atau seburuk apapun kisahnya. Buat gue pribadi, pengen banget punya hal yang setiap kali gue liat gue jadi bisa inget kalian dan bisa ketawa2 sendiri mengenang everything that we've been through.

Tapi sayang seribu sayang, karena keterbatasan waktu dan dana, kita gak punya buku tahunan. Yang mungkin bisa kita baca2 lagi beberapa tahun ke depan, sekedar buat ngeliat culunnya kita dulu, atau mengenang betapa khilafnya kita dulu bisa punya teman atau mungkin mantan pacar sejelek itu.

Yaa mungkin postingan gue ini bisa sedikit membantu, walaupun gak sekeren buku tahunan yang dirancang sedemikian rupa, tapi seenggaknya semoga bisa buat kalian ketawa2 bacanya.

Langsung aja ya, susunan nama disusun seingetan gue aja, karna disusun spontan. Kalo ada nama yang lupa, yaa mohon maap sih, yaudah jangan ngambek. Bukan buku tahunan nya kita mulai dari orang yang paling fenomenal, yuk:

1. Yoga Filindho

Nama Panggilan : Yoga, ses, jeng, blay (nb: biasa disiulin jg nengok.)
Kebiasaan buruk : Suka pamer barang brendit.
Kebiasaan gak buruk-buruk banget : Mukanya gak brendit.
Hobby : Ngecengin ilmi.
Cita-cita : Jadi Sosialita
Pencapaian Terbaik : Jadi korban Social Bullying~

2. Kusmanto

Nama Panggilan : Uus, us, s.
Kebiasaan buruk : gak punya kebiaasaan baik.
Kebiasaan baik : Konsisten sama sifat buruknya.
Hobby : Futsal, foto, nganterin gebetan kerumah masing-masing, meskipun sebatas depan gang.
Cita-Cita : pengen wisuda.
Pencapaian terbaik : Masih ngulang beberapa mata kuliah, tapi udah bayaran.

3. Aan Permatasari

Nama Panggilan : Aan
Kebiasaan buruk : makan mie ayam terus.
Kebiasaan baik : abis makan mie ayam bayar.
Hobby : Masih harus dijabarin?
Cita-cita : 55 Kg
Pencapaian terbaik : 65 Kg.

4. Tuinda Fajariah

Nama Panggilan : Tuin, nda.
Kebiasaan buruk : temenan sama yoga.
Kebiasaan baik : kalo lagi nggak bareng yoga.
Hobby : gosip bareng yoga.

4. Asri Suryani
Nama Panggilan : Aci, As, Sri.
Kebiasaan baik : kalo ulang tahun suka traktir.
Kebiasaan buruk : traktir nya cuma dikit.
Hobby : Posting galau, foto sama nebar #kode di facebook.

5. Denny Saputra

Nama Panggilan : Denny
Kebiasaan buruk :  -
Nilai baik : ramah, suka bergaul, humble, murah hati, rajin menabung, baik hati, penyabar, tidak sombong, minat ping!
NB : maaf, saya subjektif.

6. Melan Meilani


Nama Panggilan : Melan, Mel, tapi lebih populer dengan sebutan pesek cantik.
Kebiasaan buruk : demi terjaganya keberlangsungan suatu hubungan, kolom ini terpaksa ditiadakan.
Kebiasaan baik : apotik keliling.
Hobby : suka makan, tidur, makan, tidur.

7. Makhrisza

Nama Panggilan : Mak, kris, ja, mama.
Hobby : mainan sama tangan kanan.
Kebiaasaan buruk : suka selingkuh sama tangan kiri.
Kebiasaan baik : sadar, lalu balikan lagi sama tangan kanan.
Cita-cita : pengen punya boyband.
Pencapaian terbaik : mendirikan boyband kampus, nih:



8. Andri Perdamaian Laia

Nama Panggilan : Andry, bang longgar.
Kebiasaan buruk :

Minggu, 06 Oktober 2013

Bukan Skripsi: "Efek Menjadi Alay dan Dampak Penyesalan Tak Berujung yang Menimpa Sebagian Mahasiswa UBK."

BAB I

Pendahuluan

1.1. Alasan Pemilihan Judul

  Iseng.

1.2. Tujuan Penulisan.

  Untuk mengungkap tabir yang selama ini masih menjadi aib dan malu untuk dikuak.

1.3. Metode Pengumpulan Data

   1.3.1. Metode Observasi
    
    Dimana dengan metode ini, saya mengamati bagaimana para pelaku untuk mengapresiasikan gairah
    ke-alay-an nya lewat social media.

  1.3.2. Metode Dramatisasi

    Dimana dengan metode ini, saya melebih-lebihkan fakta agar lebih dramatis untuk disimak.


Bab II

Peninjauan Umum

 2.1. Sejarah Perkembangan Alay

  Alay merupakan sekelompok minoritas yang mempunyai karakterisitik unik di mana penampilan dan bahasa yang mereka gunakan terkadang menyilaukan mata dan menyakitkan telinga bagi mayoritas yang tidak terbiasa bersosialisasi dengannya. Biasanya para Alayers (panggilan para Alay) mempunyai trend busana tersendiri yang dapat menyebar cepat layaknya wabah virus dikalangan para Alayers yang lain, sehingga menciptakan satu keseragaman bentuk yang sedikit tidak lazim.
 
   Fenomena alay berkembang pesat mulai sekitar tahun 2009 sampai dengan saat ini, sesuai dengan sampel data yang saya dapatkan. Walaupun keberadaan nya sudah masuk ke dalam tahap yang meresahkan, namun peredaran para alay ini sulit untuk diredam ataupun dimusnahkan. Bahkan peredaran nya sudah sampai menjangkau ke pelosok-pelosok daerah, mengalahkan peredaran listrik dan internet yang belum masuk ke pedesaan

      2.1.1. Latar Belakang Masalah Alay

 Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan remaja menggabungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka dan simbol, atau menyingkat secara berlebihan.  Mereka cenderung memakai EYD mereka sendiri, yaitu Ejaan Yang Di-alay-kan, yang bertentangan dengan EYD sesungguhnya.

   Dalam gaya bicara, mereka juga berbicara dengan intonasi dan gaya yang berlebihan.
   

  2.2. Lokasi Pengambilan Sampel Data

  Di timeline Facebook sebagian mahasiswa UBK yang dulu pernah khilaf dan salah jalan dari tahun dimana mereka khilaf sampai dengan taubat-nya.


Bab III

Alay

3.1. Pengertian Alay

   Alay adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di Indonesia. "Alay" merupakan singkatan dari "anak layangan"atau "anak lebay". Istilah ini merupakan stereotipe yang menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan. Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan (lebay) dan selalu berusaha menarik perhatian. Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup.

3.2. Kebiasaan-Kebiasaan Alay

 3.2.1.  Rumus Koefisien Tingkat Kegaulan Alay
  
 


  Nb: 5000 adalah jumlah friend maksimal di Facebook.

 Berdasarkan rumus koefisien tingkat kegaulan alay di atas, maka tidak heran banyak alay yang melakukan perbuatan tercela sebagai berikut :


   3.2.2. Pernah denger kata 'huft' ?

   Mengeluh adalah hal biasa yang sering dilakukan, terlebih bagi alay. Dan salah satu cara untuk mengungkapkan bentuk mengeluh nya itu, maka terciptalah kata 'huft' dan segala jenis kata-kata turunan nya, seperti huh, huph, hugh, huugh, huuugh, huuuugh, dan sebaiganya sesuai kreatifitas anda.

  Contoh nyata perbuatan-perbuatan diatas adalah sebagai berikut :






   3.2.3. Dong = dunn

   Kata dong bernilai sama dengan dunn. Iya dong berubah jadi iya dunn. Kedongdong berubah jadi kedunndunn.

Contoh nyata nya sebagai berikut :

  3.2.3. Siapa yang butuh kata 'Aku' ?

  Kata 'aku' menjaadi kurang popular di kalangan alay, mereka cenderung menggunakan huruf alternatif untuk mengungkapkan kata tersebut, untuk mengirit karakter pada sms bertarif bayar per karakter. Seperti menjadi aq, Q, w, ue, uek, hueek!, dsb.

Contoh nyata nya adalah sebagai berikut : 

W





aQ

 
   3.2.4. Siapa yang butuh huruf 'Y' ?








     Sama seperti kata 'aku', huruf Y juga menjadi kurang popular di kalangan para alay. Contoh nyata nya silahkan disimak sebagai berikut :
Nya ~> Na

Saya ~> Saia


   3.2.5. Semakin Rusak Capslock-mu, Semakin Gaul Kau Terlihat

    Pernah liat tulisan dokkter? Nah, ini berlipat-lipat kali membingungkan untuk dibaca. Karena huruf kapital yang tak jelas dimana rimbanya, maka jika melihat tulisan seperti ini akan mengingatkan kalian akan elektro kardio grafi. Naik-turun :s Kadang juga dikombinasikan dengan simbol titik yang jumlah nya berlebihan.

Contoh :




  3.2.6. Alay adalah Cikal Bakal Penemuan Hashtag

   Tau hashtag? Tanda pagar (#) yang biasa popular di Twitter untuk memberitahukan topik tweet yang sedang dibicarakan itu ternyata sudah lebih dulu ditemukan oleh kaum alay. Bedanya, mereka tidak menggunakan tanda pagar, tetapi www.dot.com untuk penggunaan nya. Seperti jika mereka sedang galau, maka mereka akan menulis www.galau.com

Contohnya :

  3.2.7. Bosan dengan Penggunaan Alphabet Konvensional?

   Mungkin atas dasar diatas lah, para alay mencoba untuk bereksperimen untuk menggabungkan huruf alphabet konvensional dengan angka-angka agar kalimat yang dihasilkan terkesan tidak monoton.Seperti huruf G diganti denga angka 9, huruf O diganti dengak angka 0, dan lain-lain nya yang bisa di-aplikasikan sesuai dengan ketrampilan dan kreatifitas masing-masing.

Contohnya:


   3.2.8. Gak Galau Gak Gaul

     Semakin galau statusmu, semakin alay kau terlihat. Gak jarang hal yang mereka alami lalu diceritakan kembali ke dalam bentuk puisi yang berlebihan. Karena semakin pelik dan sakit statusmu, kembali lagi akan meningkatkan popularitas-mu di kalangan para alay. Maka gak heran kalau banyak alay yang berpuisi dan memposisikan dirinya sekarat sampai mau mati hanya karena menderita penyakit sederhana, seperti panu.

Contoh galau yang baik dan benar:









Bab IV

Penutup

  4.1. Kesimpulan

    Memang ada hal yang gak bisa untuk kita hindari di dunia ini, termasuk alay. Tidak bisa dipungkiri, mungkin hampir masing-masing dari kita pernah mengalami atau bahkan sekedar mencoba fase-fase alay diatas. Ada yang bisa survive dari cengkraman virus tersebut, tetapi ada juga yang masih berkecimpung dan menjalani nya sebagai gaya hidup dan mungkin memutuhkan waktu yang lama untuk bisa disembuhkan.

   Tapi bagi sebagian orang-orang beruntung yang bisa survive, pasti selalu timbul penyesalan atas apa yang telah dilakukannya pada masa-masa alay nya tersebut. Sebagian menganggapnya sebagai aib, yang tidak pernah mau mereka akui sebagai bagian dari hidup nya. Kasian mereka.

  4.2. Saran

   Memang penyesalan selalu datang di akhir, karena kalau di awal namanya pendaftaran. Tapi lebih baik  menyesal karena telah berbuat salah, daripada terus melakukan kesalahan tanpa penyesalan :cool: B-)

  Tidak bisa dipungkiri, alay mungkin hampir setaraf virus AIDS yang cepat mewabah jika kita tidak berhati-hati atau salah langkah dan sulit untuk disembuhkan apabila kita sudah terinfeksi. Maka dari itu sudah sepatutnya dan selayaknya kita untuk berhati-hati agar tidak kembali terjerumus ke dalam lembah hitam dunia per-alay-an. Sekian, salam Chibi-Chibi hah hah haaah!



Jumat, 05 Juli 2013

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Gue sering denger ada salah satu pepatah lama yang berbunyi “Tak kenal maka tak sayang”. Dan untuk mengaktualisasikan pepatah lama tersebut ke dalam fenomena pergaulan remaja zaman sekarang, maka gue sedikit menambahkan pepatah tersebut agar sesuai dengan kehidupan pergaulan remaja dewasa ini, menjadi ‘Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka putusin aku sekarang’.

Intinya di tulisan blog ini gue berusaha untuk memperkenalkan diri gue yang cakep-lucu-imut-ngangenin-baik hati-rendah hati-rajin menabung-sayang Mama-rajin menolong suka berkhayal ini ke kalian semua. Agar kalian bisa kenal sama gue, terus mungkin bisa jadi sayang sama gue dan pada akhirnya gue gak jadi diputusin. Kita jadian aja kan belum, masa udah minta putus? (':

Ehh tapi ngomongin soal putus, gue agak sedikit bingung sama istilah itu. Masa pacaran bisa putus? Gak ada bedanya dong sama tali kolor, bisa putus -.- Dimana coba letak kesamaan nya antara pacaran sama tali kolor tidak berdosa itu? 

Sedikit menyoroti fenomena per-pacaran zaman sekarang, gue juga bingung dengan pasangan-pasangan yang sedikit-sedikit gampang minta putus. Padahal tali kolor aja gak gampang putus~ *kolor lagi* *gak bisa lepas dari jerat bayang-bayang kolor*

Ada cewek yang cowok nya gak bisa jemput terus minta putus, ada. Ada cowok yang cewek nya gak bisa diajak keluar terus minta putus, ada. Ada cewek yang gak pernah dijajanin sama cowok nya terus minta putus, ada. Ada cowok yang cowok yang cowok nya selingkuh sama cowok lain terus minta threesome, ada. *Eh!

Apa sih enak nya pacaran terus putus-nyambung-putus-nyambung gitu? Kolor aja kalo udah putus terus disambung lagi gak enak kan di pake nya? Nah..

Baiklah, sekian perbincangan kita tentang kolor, sekarang gue mau sedikit meng-introduce myself. Nama panjang gue Liem Mardhianus Denny Saputra. Nama pendek gue Denny. Biasa dipanggil woy, heh, mas, bang, gan, kak, mbak, ses, jeng, cyin dan kokoh. Kenapa kokoh? Karena gue emang keturunan Chinese  dan marga gue Liem (-bukan Satwa) and I’m proud of it.

Kesibukan gue? Hmm, kesibukan gue saat ini lagi ngetik tulisan ini aja. Tapi sekarang lagi bengong, bingung mau ngetik apa. Sekarang lagi tiduran. Terus ngupil. Maenan upil. Lempar upil. Kena bokap. Bokap marah, terus nyariin siapa yang lempar upil. Gue pura-pura mati.

Oke, serius. Kesibukan gue sekarang dan 2 setengah tahun terakhir ini adalah berkecimpung di dunia per-mahasiswa-an. Gue kuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta. Karena bakat gue di bidang game khususnya ‘Ding-Dong’ dan minat gue di bidang olahraga khususnya futsal, maka gue memutuskan untuk berkuliah mengambil jurusan Akuntansi dari fakultas Ekonomi di universitas tersebut. Gak masuk akal? Biarin, namanya juga hidup~

Sebenernya dulu gue bukan tipe-tipe orang yang gampang bergaul atau bawel. Dulu gue Cuma seorang kutu komik dan buku yang banyak menghabiskan waktu di depan komik maupun buku-buku. Gue suka komik-komik Disney kayak Donald Duck, Mickey Mouse, Goofy, Gober dan kawan-kawan. Dari Jepang gue juga suka baca komik Doraemon, Detektif Conan, Kobo Chan, Crayon Shinchan dan komik-komik hentai. *eh!

Tapi satu yang gue inget sih, dulu gue suka banget baca buku-buku personal literature dari penulis-penulis kayak Raditya Dika dan lain-lain. Mereka menggambarkan kehidupan nya sehari-hari yang sebenernya biasa aja, tapi bisa disajikan dengan lucu dan jenaka dengan sedikit tambahan imajinasi liar mereka.

Awal nya sih gue mikir, ihh mereka norak banget. Nulis cerita sehari-hari nya di buku, yang sering kali malah bisa bikin malu mereka sendiri. Terus sekarang bisa dibaca sama ribuan orang lain dan sekarang mereka pun jadi tau aib tersebut. Yaampun, sumpah, itu norak banget.. Tapi beberapa hari kemudian gue buat blog dan mulai menuliskan semua cerita gue sehari-hari gue di blog tersebut.

Dan dari blog tersebutlah sekarang gue nyoba iseng-iseng mengumpulkan dan mengembangkan tulisan di blog gue yang sederhana ini. Yaa, walaupun skill menulis gue pas-pas-an, tapi gue akan tetap mencoba untuk sedikit menghibur orang yang mau meluangkan waktunya yang berharga itu untuk membaca buku ini.

Mungkin cukup sesi perkenalan dirinya. Kalo ada yang mau maen ke blog gue, boleh kok mampir di dennsap.com atau mention Twitter gue @dennsap. Gak punya Twitter? Yaudah, telpon aja, nomor gue 14045. Bilang aja mau pesan Cheeseburger, French Fries sama Soft Drink terus kirimin makanan nya ke alamat gue.

Banyak hal absurd dan yang gak penting tapi lucu menurut gue selama gue menjalani aktifitas sehari-hari gue ini sebagai mahasiswa. Mulai dari sifat-sifat temen gue yang aneh bin ajaib. Dosen-dosen yang gak mau kalah ajaib sama mahasiswa/i-nya. Dan tentang gue sendiri yang emang pada dasarnya udah ganteng bin charming ini. *diperbolehkan untuk muntah*

Gue berharap semoga dengan adanya cerita dan tulisan ini, gue bisa berbagi semua kisah dari sudut pandang gue yang semoga bisa sedikit menghibur atau seenggaknya bisa menghadirkan sedikit senyuman kepada orang yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca tulisan gue ini. Dan pada akhirnya kita gak jadi putus. (': (red: putus hubungan pertemanan. *edit sebelum digampar pacar) 

Akhir kata, salam~ *bandhwidth abis*

Selasa, 19 Maret 2013

Perumpamaan Buah-Buahan

Sebagai cowok metropolitan yang hidup di kota Jakarta, sangat wajar
kalo gue bakal jarang banget melihat apa yang namanya pohon, terutama
pohon buah. Di Jakarta jarang banget ada pohon buah-buahan. Hampir
semua wilayah Jakarta udah berubah jadi aspal dan gedung-gedung
bertingkat yang biasa disebut sebagai bagian dari pembangunan.

Satu-satunya buah yang masih dilestarikan dan banyak terlihat di
Jakarta cuma buah dada. Dan itu juga masih ditutupi dan gak pernah
diperlihatkan wujud aslinya seperti apa. *di jewer pacar*

Ingin rasanya menikmati bangun tidur terus bisa melihat hijaunya
pepohonan yang rimbun dari balik kaca jendela. Tapi apa daya, realita
nya adalah bangun tidur terus melihat cetarnya bulu mata Syahrini yang
gak kalah rimbun dari balik kaca televisi. Miris.

Balik lagi ke buah. Gue suka banget makan buah-buahan. Mulai dari buah
durian, pepaya, mangga, pisang, jambu yang dibawa dari Pasar Minggu.
Sampai segala jenis buah berry. Mulai dari strawberry, blueberry,
raspberry, blackberry dan kecuali berry-berry.

Dari semua buah-buahan yang gue sebutin tadi, gue paling suka sama
strawberry dan durian. Gue suka strawberry karena rasanya yang asem
seperti memberikan kejutan tersendiri aja dibalik rupanya yang manis
itu.

Sebaliknya ada di durian. Dibalik bentuk nya yang kasar, keras,
berduri dan sangat tidak menarik itu justru malah bisa memberikan buah
yang manis (-dan bau yang dahsyat!).

Sama aja seperti kehidupan. Kadang apa yang terlihat menarik belum
tentu akan terasa manis. Dan kadang apa yang terlihat tidak menarik
justru menyimpan sesuatu yang manis.

Mungkin karena itulah mengapa ada pepatah Jawa kuno yang berbunyi:
'Don't judge a book by its cover'.

Singkat cerita. Jadi, dibalik karakter buah-buahan yang gue suka ini,
gue bisa sedikit mengambil pelajaran untuk lebih berhati-hati. Karena
hal yang paling manis sekalipun kadang bisa membawa luka. Tetapi luka
yang paling pahit sekalipun kadang bisa memberikan pelajaran berharga
bagi kita sebagai awal dari proses pembelajaran untuk menuju hasil
yang lebih baik. Salam super!